img

Lelucon atau Prank, Bagaimana Yah Etikanya di Era Teknologi?

BNI Hi-Movers, 

Sebagai insan BUMN yang ber-AKHLAK, bertutur kata dan bertingkah laku di era digital harus menginspirasi.

Pasalnya, marak konten-konten prank di kanal digital yang sekadar mencari sensasi. Belum lagi konten prank dengan muatan penghinaan, sara atau tak etis lainnya.

Pengamat budaya dan komunikasi digital Universitas Indonesia Firman Kurniawan menuturkan, konten prank kini meningkat. Konten berisikan prank, dianggap memuaskan dahaga viewers akan hiburan.

Agar tak terjerat Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE), maka dari itu BNI Hi-Movers jangan melompati keetisan untuk konten. Begini Triknya.

1. Tak Membahas Konten 
2. Berbau Sara atau Pornografi
3. Tidak Mengungkap Konten Kriminal atau Perkara
4. Tak Membahas Kekurangan Seseorang demi Konten
5. Tak Melakukan Pembohongan Publik untuk Konten
6. Hindari Menyakiti Hati, Fisik, & Psikis Orang dalam Konten
7. Jangan Berbuat Jahat demi Konten

Selain tips di atas, membahas konten atau membuat video di era digital justru harus mendidik! Misalnya saja, memberikan pesan dan ikut membangun kesan yang baik untuk penonton.

BNI Hi-Movers, menebar inspirasi sama dengan melanjutkan kebaikan, dan membuat orang lain makin positif.

BNI Hi-Movers, perhatian penonton dan subscriber memang menarik. Begitu pula guyuran like, retweet sampai traffic. Akan tetapi, memegang Amanah dengan membuat konten baik jauh tak kalah penting!

Yuk Jadi Kreator Konten Yang Baik, Be Hi-Movers yang Inspiratif

SHARE: