Bahaya AI di Masa Depan, Apa Aja Sih Potensi Bahayanya?
BNI Hi-Movers, apa aplikasi AI yang kerap kamu gunakan untuk menunjang aktivitas pekerjaan sehari-hari? Grammarly, ChatGPT, atau Steve AI? Apa pun itu, teknologi artificial intelligence di zaman sekarang memang banyak memberikan kemudahan, bukan? Namun, di balik kemudahan tersebut, ada bahaya yang mengintai.
Baru-baru ini, Geoffrey Hinton mengundurkan diri dari Google setelah satu dekade mengembangkan produk AI di raksasa teknologi tersebut. Hinton pun buka-bukaan soal bahaya pengembangan teknologi AI untuk masa depan manusia. Beberapa di antaranya:
1. Mengancam pasar kerja
Saat ini, ChatCPT hanya sebatas membantu pekerjaan manusia. Namun di masa depan, AI dapat menggantikan pekerjaan, seperti paralegal, penerjemah, hingga asisten pribadi. Terbukti, IBM baru-baru ini mengaku akan mengganti sekitar 7.800 profesi di perusahaannya dengan robot AI.
2. AI bisa mengaburkan pandangan manusia terhadap kebenaran dan kebohongan
Masyarakat umum akan sulit membedakan apa yang benar dan yang tidak benar. Foto, video, dan teks yang dihasilkan oleh sistem generatif AI membanjiri internet sebagai sumber informasi manusia saat ini. Salah satu contohnya, teknologi chatbot hologram yang dikendalikan oleh AI memungkinkan orang yang telah meninggal untuk menjawab pertanyaan saat pemakamannya sendiri. Hal ini bisa mengaburkan pandangan banyak orang terhadap realitas sesungguhnya.
3. kemungkinan AI akan jadi jauh lebih pintar dari manusia
Jika tidak dibarengi dengan regulasi dan pengawasan yang ketat oleh seluruh pihak, hal ini bisa membahayakan potensi manusia di masa depan.
Itulah sederet bahaya AI bagi masa depan manusia. Pada akhirnya, pesatnya teknologi AI harus diimbangi dengan regulasi untuk melindungi manusia. Selain itu, manusia perlu memanfaatkan teknologi dengan bijak. Jangan sampai teknologi yang memanfaatkan manusia. Kalau kamu, setuju atau tidak setuju dengan perkembangan teknologi AI sekarang, BNI Hi-Movers?