5 Jenis Sampah Plastik yang Berbahaya bagi Kesehatan dan Lingkungan
BNI Hi-Movers, sampah plastik telah menjadi masalah global yang mengancam kesehatan dan lingkungan kita. Bahkan, menurut data dari Kementerian Kelautan dan Perikanan, Indonesia berada di urutan kedua penyumbang sampah plastik terbesar di dunia pada tahun 2019 dengan 3,21 Juta metrik ton per tahun.
Diprediksi angka tersebut akan terus meningkat jika tidak ada upaya untuk pengurangan, daur ulang, hingga mengganti bahan plastik dengan alternatif yang ramah lingkungan. Padahal jika dibiarkan, sampah plastik dapat menjadi ancaman bagi kesehatan dan lingkungan.
Diprediksi angka tersebut akan terus meningkat jika tidak ada upaya untuk pengurangan, daur ulang, hingga mengganti bahan plastik dengan alternatif yang ramah lingkungan. Padahal jika dibiarkan, sampah plastik dapat menjadi ancaman bagi kesehatan dan lingkungan.
Ada lima jenis sampah plastik yang berbahaya, sebagai berikut:
1. Kantong plastik
Jenis sampah plastik ini umumnya terbuat dari polietilena (PE) atau polipropilena (PP). Kantong plastik membutuhkan waktu 10 sampai 20 tahun masa penguraian dan seringkali berakhir di lautan atau memicu masalah lain seperti banjir akibat penyumbatan saluran air. Menggantinya dengan tas belanja yang dapat digunakan berulang kali, seperti tas kain atau tas jinjing, adalah langkah sederhana yang dapat kita ambil untuk mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai.
2. Sedotan plastik
Jadi salah satu contoh sampah plastik yang sering kali diabaikan. Meskipun kecil, sedotan plastik memiliki dampak besar pada lingkungan laut. Hewan-hewan laut dapat terperangkap atau memakan sedotan plastik yang menyebabkan cedera dan bahkan kematian. Mengganti sedotan plastik dengan sedotan alternatif yang terbuat dari logam atau bambu dapat membantu mengurangi dampak negatif pada lingkungan.
3. Styrofoam
Biasanya terbuat dari bahan polisterena yang sangat sulit terurai secara alami. Styrofoam yang dibuang seringkali berakhir di tempat pembuangan sampah atau di lingkungan, menyebabkan masalah polusi plastik jangka panjang. Bahkan, tempat makan ini membutuhkan waktu 450 tahun agar dapat terurai di alam.
4. Sachet
Sachet biasanya digunakan pada kemasan produk sehari-hari, mulai dari kebutuhan sanitasi seperti sampo, sabun, hingga kemasan makanan ringan dan minuman serbuk. Selain itu, sachet sulit terurai dan berakhir sebagai sampah di lautan, merusak ekosistem laut dan mengancam hewan-hewan laut. Alternatif lebih baik adalah memilih kemasan yang ramah lingkungan dan menggunakan bahan pengemas yang dapat didaur ulang atau terurai secara alami.
5. Microbeads
Ini jadi salah satu jenis sampah plastik yang jarang disadari. Microbeads memiliki ukuran kecil dan biasanya ada pada produk perawatan wajah, tubuh hingga perawatan kecantikan. Sampai saat ini belum ada campur tangan dari pemerintah untuk menangani dampak microbeads ini sehingga berbagai produknya masih beredar luas di pasaran. Tetapi, kita dapat mengurangi dampak dari microbeads melalui penggunaan produk yang mengandung scrub alami.
BNI-Hi Movers, BNI turut aktif berkomitmen dalam melindungi Bumi lewat program BNI Go Green. Upaya-upaya yang BNI lakukan mencakup peningkatan kapasitas pengetahuan pegawai tentang lingkungan, menyediakan produk dan layanan ritel yang ramah lingkungan, serta mengadakan program/proyek pelestarian lingkungan.
Dengan memahami dampak negatif sampah plastik, kita dapat mengambil langkah-langkah seperti pengurangan penggunaan, mendaur ulang, dan penggantian dengan bahan alternatif yang ramah lingkungan. Dengan tindakan kolektif, kita dapat melindungi kesehatan, menjaga keindahan lingkungan, dan mewariskan Bumi yang lebih baik untuk generasi mendatang.
Dengan memahami dampak negatif sampah plastik, kita dapat mengambil langkah-langkah seperti pengurangan penggunaan, mendaur ulang, dan penggantian dengan bahan alternatif yang ramah lingkungan. Dengan tindakan kolektif, kita dapat melindungi kesehatan, menjaga keindahan lingkungan, dan mewariskan Bumi yang lebih baik untuk generasi mendatang.