img

Yuk, Ketahui Dampak Perubahan Iklim di Indonesia

BNI Hi-Movers, gelombang panas, banjir bandang, kebakaran hutan, dan bencana lain semakin sering terjadi belakangan ini di belahan Bumi lain. Menandai dampak perubahan iklim semakin nyata, semakin banyak daerah yang tidak layak huni. Lalu, bagaimana dengan kondisi di Indonesia. Kepala BMKG Ibu Dwikorita Karnawati menjelaskan bahwa, kondisi suhu permukaan di Indonesia alami peningkatan di sejumlah wilayah.

"Nah, data di Indonesia itu berdasarkan monitoring sepanjang 40 tahun terakhir, menunjukkan suhu terus menghangat dengan laju bervariasi di berbagai wilayah," ungkap Ibu Dwikorita.
BMKG mencatat laju peningkatan suhu permukaan tertinggi terpantau di Stasiun Meteorologi Temindung, Kalimantan Timur. Dengan laju peningkatan mencapai 0,47 derajat Celcius per dekade. Sedangkan anomali suhu rata-rata di Stasiun BMKG Umbu Mehang Kunba, Nusa Tenggara Timur sebesar 1,2 derajat Celcius.

Bukan hanya suhu udara di permukaan, suhu air laut permukaan juga alami peningkatan. BMKG mencatat saat terjadi badai tropis Seroja suhunya mencapai 29 derajat Celcius lebih. Meningkat jauh dari suhu normal 25-26 derajat Celcius dan itu mengakibatkan perbedaan tekanan udara di zona yang suhu permukaan air lautnya itu lebih tinggi, lebih hangat dibandingkan zona sekitarnya, maka terjadilah pergerakan angin, karena sirkuler, memutar dengan kecepatan tinggi, jadi driver penggeraknya itu adalah suhu muka laut yang hangat.

Sebagai catatan, siklon tropis Seroja melanda Nusa Tenggara Timur pada 3 April 2021 lalu. Sebanyak 128 warga meninggal dunia akibat cuaca ekstrem tersebut. Menurut Ibu Dwikorita, badai tropis atau siklon tropis semestinya tidak mudah menembus zona khatulistiwa.

Karena di zona khatulistiwa itu rotasi bumi paling cepat, jari-jari bumi paling panjang, padahal waktu yang diperlukan untuk berputar sama-sama 24 jam tapi jarak tempuhnya kan paling jauh khatulistiwa karena jari-jari bumi paling panjang lingkaran bumi paling panjang, sehingga jarak tempuh paling jauh paling panjang dalam waktu yang sama-sama 24 jam.

Jadi ekuator ini rotasi bumi paling cepat dibandingkan zona lain. Akibatnya kalau terjadi siklon tropis atau badai tropis di lautan, siklon ini bergerak, tidak akan sanggup tumbuh atau menembus zona ekuator tadi, karena ada gaya coriolis akibat rotasi yang cepat. Posisi Indonesia di garis khatulistiwa semestinya membuat badai atau siklon tropis tidak mudah ditembus. Karena pengaruh rotasi bumi yang cepat membuat bibit siklon yang tumbuh akan buyar akibat adanya rotasi tersebut.

Contoh perubahan iklim yang baru-baru ini terjadi adalah di Korea Selatan. Negara dengan julukan Negeri Ginseng ini sebenarnya tidak asing dengan hujan lebat di musim panas. Namun seorang pejabat administrasi meteorologi mengatakan situasi darurat perubahan iklim telah menyebabkan peningkatan curah hujan dan sering terjadinya hujan deras secara signifikan. Fenomena ini lebih sering terjadi akibat perubahan iklim, yang mengakibatkan musim panas yang berkepanjangan.

Perubahan iklim di Arktik dan Siberia juga berkontribusi menyebabkan hujan ekstrem di Asia Timur, termasuk Korea Selatan dan Korea Utara. Hal ini disebabkan Kutub Utara mencair, mempersempit kesenjangan suhu antara Kutub Utara dan wilayah garis tengah Bumi, dan akhirnya memicu gelombang dingin untuk mengalir ke garis lintang tengah.

BNI Hi-Movers, yuk, semakin peduli terhadap lingkungan, kita mulai dari hal-hal kecil seperti membuang sampah pada tempatnya dan melakukan daur ulang. Mari saling menjaga demi anak, cucu kita nanti.

SHARE: