Agar Tak Terbuang Percuma, Berikut 5 Cara Mengolah Sampah Makanan di Rumah
BNI Hi-Movers, Peningkatan jumlah sampah organik yang berasal dari sisa makanan dapat menimbulkan masalah serius bagi ekosistem lingkungan. Selain berkontribusi secara tak langsung terhadap pemborosan energi, sisa makanan yang menumpuk dan membusuk di pembuangan sampah menghasilkan gas metana. Gas metana pada kadar tinggi dapat mengurangi kadar oksigen pada atmosfer bumi hingga 19,5 persen. Gas ini merupakan salah satu penyebab pemanasan global.
Indonesia menghasilkan sekitar 23–48 juta ton sampah makanan per tahun pada periode 2000-2019, sebagaimana hasil penelitian Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) pada 2021. Riset itu juga menemukan bahwa setiap orang di Indonesia menghasilkan rata-rata sebanyak 115–184 kilogram sampah makanan per tahun. Jika dikonversi, nilai sisa makanan ini setara Rp 2,1 juta per kapita per tahun.
Adapun salah satu cara mengatasi masalah tersebut adalah mengolah sisa makanan agar bisa bermanfaat. Berikut adalah lima cara mengolah sisa makanan:
1. Jadikan kompos
Pengomposan limbah sisa makanan dapat memberikan sejumlah manfaat. Diantaranya adalah membantu memperbaiki tanah, menyuburkan tanaman, dan meningkatkan kualitas air. Anda hanya perlu menyiapkan wadah, seperti pot yang bagian pinggirnya sudah dilubangi. Kemudian, masukkan sampah sisa makanan yang berasal dari tanaman, seperti sayuran dan buah-buahan, ke dalam pot tersebut, lalu campur dengan tanah hingga penuh. Diamkan campuran sisa makanan dan tanah di dalam wadah selama dua sampai tiga bulan. Kompos yang sudah matang biasanya akan berwarna gelap dan tidak berbau.
2. Ampas kopi sebagai pupuk
Ampas kopi memiliki sejumlah manfaat, seperti membantu menyuburkan tanaman. Sebab, ampas kopi dapat meningkatkan retensi dan aerasi air di dalam tanah. Untuk mendapatkan manfaat tersebut, Anda cukup memasukkan ampas kopi ke dalam tanah di sekitar tanaman yang ingin disuburkan.
3. Sisa tulang untuk kaldu
Sebaiknya tulang yang tak terpakai dalam masakan jangan terburu-buru dibuang. Sebab, Anda bisa memanfaatkannya untuk membuat kaldu makanan. Cara tersebut dapat membantu Anda berhemat sekaligus mengurangi sampah organik. Cara mengolah tulang menjadi kaldu juga tak sulit. Rebus tulang sapi atau ayam hingga mendidih. Kemudian, diamkan selama 24-48 jam di dalam panci hingga air rebusan tersebut mengeluarkan minyak.
4. Sisa sayur untuk acar
Anda dapat mengolah sisa sayur atau sayuran yang mulai layu menjadi acar. Dengan cara tersebut, Anda bisa menghemat pengeluaran. Hal terpenting, acar buatan sendiri biasanya lebih terjamin ketimbang beli. Beberapa sayuran yang bisa diolah menjadi acar adalah sawi, mentimun, wortel, kubis, lobak, bawang, dan cabai.
5. Jadikan ekoenzim
Pengolahan sampah makanan rumah tangga menjadi ekoenzim menjadi salah satu solusi untuk menekan jumlah sampah organik. Ekoenzim adalah cairan hasil dari fermentasi limbah dapur organik, seperti ampas buah, sayur, dan gula, baik gula coklat, gula merah, maupun gula tebu. Ekoenzim memiliki beberapa fungsi, seperti untuk cairan pel, pembersih dapur, pembersih buah dan sayur, pembasmi hama, serta pupuk tanaman.
Anda memerlukan sekitar 300 gram (gr) sampah kulit buah atau sisa sayuran, 100 gr gula, dan 1 liter air. Kemudian, campur dan aduk semua bahan tersebut di dalam wadah tertutup dan simpan pada tempat yang sejuk. Umumnya, proses fermentasi dalam pembuatan ekoenzim berlangsung selama tiga bulan. Setelah cairan yang dihasilkan berwarna coklat gelap dan memiliki aroma fermentasi asam manis, Anda sudah bisa memanfaatkan cairan tersebut.
Itulah lima cara yang bisa BNI Hi-Movers lakukan untuk mengolah sampah sisa makanan menjadi hal berguna. Dengan cara tersebut, BNI Hi-Movers sudah berkontribusi terhadap pengurangan sampah organik dan kelestarian lingkungan.