img

Jupiter-Bumi Capai Titik Terdekat di 59 Tahun Terakhir, Apa Efeknya?

Planet gas raksasa itu akan berhadapan langsung dengan Matahari jika dilihat dari Bumi. Pengaturan astronomi mengenalnya sebagai fenomena oposisi.

Oposisi merupakan hal yang biasa bagi Jupiter karena terjadi setiap 13 bulan, dan Jupiter-Bumi melakukan pendekatan sekitar setahun sekali.

Benda luar angkasa yang paling dekat dengan Bumi sendiri adalah Bulan. Titik terdekat Bumi dengannya disebut dengan fenomena pergee.

Saat Bumi mencapai titik terdekatnya dengan Jupiter, mulai 25 September, planet yang yang disela oleh orbit Mars itu akan tampak menjadi sangat terang dan besar di langit.

Dikutip dari Space, Jupiter harus berada dalam posisi utama untuk pengamat langit dengan teropong atau teleskop kecil selama beberapa hari.

Untuk menikmati pemandangan ini, warga disarankan berada di tempat tinggi maksimal dengan kondisi langit gelap dan cuaca cerah.

"Pemandangannya akan bagus untuk beberapa hari sebelum dan sesudah 26 September," kata Adam Kobelski, Astrofisikawan di Pusat Penerbangan Luar Angkasa Marshall NASA.

"Jadi, manfaatkan cuaca baik di kedua sisi tanggal ini untuk menikmati pemandangan. Di luar Bulan, (oposisi Jupiter) itu akan menjadi salah satu objek paling terang di langit malam," sambungnya.

Untuk diketahui, planet-planet tata surya mengorbit matahari dalam lingkaran datar atau elips, bukan dalam lingkaran sempurna. Sehingga, Bumi dan Jupiter berpapasan pada jarak yang bervariasi.

Sementara, Bumi membutuhkan sekitar 365 hari untuk mengorbit matahari, Jupiter mengambil rute yang lebih santai di sekitar bintang dengan menyelesaikan orbit setiap 4.333 hari Bumi atau 12 tahun Bumi.

Selama berada di posisi dekat Bumi minggu depan, Jupiter akan berada sekitar 367 juta mil (590 juta kilometer) dari planet kita, menurut laporan NASA.

Pada titik terjauhnya, Jupiter berjarak sekitar 600 juta mil (960 juta km) dari Bumi. Terakhir kali Jupiter begitu dekat dengan planet Bumi terjadi pada Oktober 1963.

"Dengan teropong yang bagus, pita - setidaknya pita pusat - dan tiga atau empat satelit Galileo (empat satelit alami Jupiter yang ditemukan Galilei Galileo pada 1610) harus terlihat," kata Kobelski dalam pernyataannya.

"Penting untuk diingat bahwa Galileo mengamati bulan-bulan ini dengan optik pada abad ke-17," ujarnya dikutip situs resmi NASA.

Satelit Galilea adalah empat terbesar dari 79 bulan Jupiter yang diketahui hingga saat ini. Dinamakan Io, Europa, Ganymede dan Callisto, bulan-bulan ini harus terlihat sebagai titik terang di kedua sisi raksasa gas.

Jupiter sendiri menarik bagi para astronom karena dianggap bisa menjelaskan bagaimana tata surya terbentuk.

Nah, BNI Hi-Movers siapa nih yang udah gak sabar buat lihat planet Jupiter di langit? Jangan lupa bawa kamera yang mumpuni ya! Biar bisa diabadikan karena ini momen 59 tahun sekali lho!
SHARE: