img

Emotional Perfectionism, Baik atau Buruk?

BNI Hi-Movers, pernahkah kamu merasa marah atau sedih namun terpaksa menahannya karena takut dicap buruk? Nah, itu adalah salah satu bentuk emotional perfectionism. Emotional perfectionism juga sering disebut sebagai salah satu bentuk dari toxic positivity. Menurut Washington Post, hal ini karena keduanya berasal dari akar masalah yang serupa, yaitu ketidaknyamanan terhadap emosi negatif orang lain.

Emotional perfectionism adalah keadaan di mana kamu menahan diri untuk tidak mengeluarkan atau memiliki emosi negatif terhadap suatu hal. Sikap menahan ini disebabkan karena adanya sebuah ‘standar’ yang ingin kamu penuhi sebagai manusia. Sehingga, hal tersebut membuatmu beranggapan bahwa memiliki emosi negatif sebagai sesuatu yang salah.

Akibatnya, kamu akan memaksa dirimu untuk terus merasa bahagia terlepas hal-hal buruk yang menimpa. Berikut beberapa contoh perkataan yang diucapkan ke diri sendiri oleh seseorang dengan emotional perfectionism.

“Saya seharusnya tidak merasa marah terhadap hal tersebut.”
“Hal ini tidak boleh membuat saya merasa terganggu.”
“Saya seharusnya melupakan hal tersebut.”
“Saya tidak boleh merasa sedih karena orang lain akan berpikir bahwa saya tidak baik-baik saja.”

Berikut adalah beberapa cara untuk mengatasi atau mengurangi kebiasaan emotional perfectionism yang bisa kamu lakukan.

1. Mengingat bahwa tidak ada emosi baik atau buruk

Hal pertama yang bisa kamu lakukan untuk mengatasi emotional perfectionism yaitu dengan menyadari bahwa tidak ada emosi baik atau buruk. Sehingga, hal yang terpenting adalah bagaimana kamu menanganinya. Salah satu cara yang bisa kamu lakukan adalah dengan mengembangkan toleransi emosional. Toleransi emosional adalah kemampuan untuk menghadapi seluruh jenis emosi, termasuk yang tidak menyenangkan. Ingat bahwa setiap orang memiliki sisi ‘jelek’. Namun, hal tersebutlah yang membuat kita manusia.

2. Menjadi mindful

Salah satu cara mengatasi emotional perfectionism adalah dengan mempraktikkan mindfulness. Hal ini dapat membantumu dalam mengembangkan toleransi emosional seperti yang disebutkan sebelumnya.

Sebagai contoh, kamu bisa menanyakan hal-hal seperti “mengapa saya merasa sedih hari ini?” ke diri sendiri. Dengan begitu, kamu jadi sadar terhadap emosimu sendiri. Sehingga, kamu tidak akan terjebak dalam emotional perfectionism.

3. Terbuka pada kebutuhan dan emosimu

Bersikap terbuka mengenai kebutuhan dan emosimu adalah salah satu cara lain untuk mengatasi emotional perfectionism. Dengan begitu, orang lain juga bisa tahu bagaimana cara yang tepat ketika ingin membantumu.

Semoga dengan informasi ini, BNI Hi-Movers, dapat mengatasi Emotional Perfectionism ya. Happy Monday, BNI Hi-Movers!

SHARE: