Inflasi Indonesia Masih Rendah, Presiden Imbau Berhemat Untuk Waspadai Isu Global
Menurut dia perang Rusia Ukraina menjadi faktor utama pendorong inflasi tahun ini lebih tinggi dibandingkan dari perkiraan sebelumnya. Inflasi diperkirakan lebih tinggi dan lebih persisten baik di kelompok negara maju maupun berkembang.
"Kenaikan harga komoditas dan potensi memburuknya disrupsi supply global akibat perang, termasuk kebijakan larangan ekspor bahan pangan, menjadi faktor utama kenaikan inflasi," jelasnya.
Dia menyebut sejumlah negara yang emerging inflasinya berada di kisaran 7% bahkan hingga double digit seperti Brazil di 12% dan beberapa negara yang sedang menghadapi krisis seperti Argentina dan Turki inflasi masing-masing mencapai 70% dan 58%.
Selain itu melansir idxchannel.com Presiden Jokowi Widodo (Jokowi) meminta masyarakar agar tidak royal dan berfoya-foya. Sebaliknya, rakyat diminta menabung dan hemat.
Kepala negara menegaskan ada kondisi tertentu yang belum diperkirakan sebelumnya, namun datang secara tiba-tiba. Kondisi yang dimaksud bisa teratasi bila negara dan masyarakat memiliki cadangan keuangan yang baik pula.
"Saya minta seluruh rakyat, seluruh masyarakat kecil menabung, berhemat, sehingga apabila ada keadaan-keadaan tertentu, yang kita prediksi itu masih punya cadangan, rakyat punya cadangan, negara juga punya cadangan," ujar Jokowi Sabtu (21/5/2022).
Indonesia memang menghadapi sejumlah kondisi yang belum diperkirakan sebelumnya. Misalnya pandemi Covid-19 hingga Perang Rusia-Ukrania. Kepala Negara mencatat dua peristiwa ini berdampak besar terhadap sejumlah negara, termasuk Indonesia.
Kondisi-kondsi ini, lanjut Jokowi, sulit sihitung, lantaran ketidakpastian global terus terjadi. Belum juga persoalan dinamika politik global yang mengharuskan pemerintah menghitung berbagai perrimbangan.
"Semunaya sulit dihitung karena ketidakpastian global terus-msnerus terjadi. Sehingga, ketiga, berkaitan dwngan dengan politik, karena kita harus fokus dan bekerja menyelesaikan peraoalan itu tadi," ungkap dia.